Jumat, 22 November 2019

Keluarga dan Diabetes

Hari Diabetes Sedunia pada tanggal 14 November 2019 adalah sebuah peringatan untuk seluruh manusia agar bisa menjaga kesehatan dengan baik, karena mempertahan kesehatan itu bukanlah hal yang mudah bagi kebanyakan orang. Tema dari Hari Diabetes Sedunia 2019 lindungi keluarga dari diabetes.


Diabetes sebagai Mother of Disease alias “ibu dari segala penyakit” seperti stroke, jantung koroner, hipertensi dan defungsi ereksi.

Prevalensi diabetes di Indonesia terus meningkat. Hasil Riskesdas tahun 2013 & 2018 menunjukkan bahwa prevalensi penyakit Diabetes di Indonesia meningkat dari 6,9% menjadi 8,5 % yang artinya ada kurang 22,9 juta penduduk prevalensi diabates. Ada beragam kendala mengapa angka terjadi salah satunya kondisi  demografis.

Peningkatan prevalensi diabetes disebabkan antara lain Indonesia saat ini masih berada dalam masa transisi, demografi, epidemiologi, teknologi, budaya, perilaku ekonomi dan lain-lain. Hal ini tentunya dapat menimbulkan ledakan peningkatan kasus komplikasi diabetes, seperti gagal ginjal, jantung koroner, stroke dan lain-lain. ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr Cut Putri Arieani dalam seminar hari diabetes sedunia di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Jumat (15/11/2019)

Indonesia menduduki peringkat ke 6 untuk penderita diabetes. dimana sepertiga penduduk Indonesia nggak sadar kalau dirinya menderita diabetes. Dana yang dikeluarkan untuk penyakit diabetes ini sekitar 199 triliun. Satu jumlah yang fantastis dan tidak main-main ya untuk PTM ini.

Diabetes juga merupakan salah satu penyakit yang dialami orang Indonesia. Walaupun banyak orang yang mengalami diabetes adalah orang yang sudah tua atau dewasa, ternyata anak kecil juga mengalami diabetes, terutama diabetes tipe 1.

Gejala anak biasanya hampir mirip dengan yang dialami orang dewasa tapi yang paling utama gejala diabetes pada anak dimana anak merasa haus, sering ingin kencing, mengompol, berat badan menurun dan lemas.


Penyebab diabetes pada anak adalah autoimun, Pada diabetes 1 tidak memproduksi insulin dan lebih dari 8 persen, maka tidak bisa menghasilkan energi. Jadi ini bukan hanya di karenakan faktor keturunan orangtua tetapi bisa terkena karena gaya hidup yang dijalani, ujar Prof. dr. Jose RL Batubara, PhD, SpA (K) dari Divisi Endokrinologi Anak, FKUI - RSCM.

Berbeda dengan diabetes tipe 2 yang biasanya dialami oleh orang dewasa, diabetes anak atau diabetes tipe 1 bisa dialami oleh siapapun dan umumnya terjadi pada anak usia 10 - 14 tahun.

Anak mengidap penyakit ini harus bergantung pada insulin yang disuntikkan maka anak butuh insulin yang diberikan sebanyak 3-4x sehari. Pemberian insulin ini diberikan pada anak-anak 2x sebelum makan pagi dan malam.

Diagnosis serta tindakan cepat menjadi titik awal untuk hidup sehat dengan diabetes. Semakin lama diabetesnya terdiagnosis dan diobati, akibatnya akan buruk bagi penyandang diabetes.

Mengontrol diabetes merupakan komitmen harian, mingguan, bulanan bahkan tahunan. Karena dengan melakukan pengontrolan dan penanganan yang tepat dapat menghindari komplikasi diabetes.

Pola makan untuk penyandang diabetes bukan berarti berbeda dengan orang pada umumnya. Tapi sebenarnya berupa panduan pola makan dengan berbagai makanan bergizi dalam takaran porsi yang tepat dan mengikuti waktu makan yang rutin.

Pola makan yang tepat untuk penyandang diabetes terdiri dari tiga prinsip atau 3J yaitu tepat jadwal, jumlah dan jenis. Tepat jadwal yaitu penderita diabetes dianjurkan makan tiap 3 jam yang terdiri dari 3 kali makan ( sarapan, makan siang, dan makan malam) dan tiga kali selingan. Tepat jumlah artinya kebutuhan kalori harian harus disesuaikan dengan berat badan, usia, jenis kelamin, dan aktivitas fisik.

Selain memperhatikan makanan yang dikonsumsi, harus mulai rutin olahraga minimal lima kali dalam seminggu dengan durasi minimal 30 menit sehari. Dengan begitu, berat badan akan turun dengan sendirinya, sehingga dapat menurunkan resiko diabetes.

Hidup dengan diabetes memang cukup berat bagi sebagaian pasien. Dukungan keluarga adalah kunci utama pasien bisa menjalani terapi dengan baik. Keluarga dapat membantu pasien dengan diabetes dalam hal pengonsumsian obat secara rutin, mengingatkan pasien untuk mengecek dan kontrol penyakit secara rutin, serta menerapkan gaya hidup sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar